Anjuran Untuk Melakukan Taubat Nashuha
ANJURAN UNTUK MELAKUKAN TAUBAT NASHUHA
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menganjurkan untuk melakukan taubat dan beristighfar, karena hal itu lebih baik daripada gemar melakukan dosa yang terus-menerus dilakukannya.
Allah Jalla Tsana-uhu berfirman:
فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَهُمْ ۖ وَإِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَمَا لَهُمْ فِي الْأَرْضِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“…Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan di akhirat dan mereka sekali-kali tidak mempunyai seorang pelindung dan penolong pun di muka bumi.” [At-Taubah/9: 74]
Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penya-yang juga berfirman:
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Al-Maa-idah/5: 74]
Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memperbanyak taubat dan istighfar (memohon ampunan) sehingga para Sahabat beliau Radhiyallahu anhum menghitung ucapan beliau dalam suatu majelis:
رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرُ.
“Wahai Rabb-ku ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Pengampun.” Sebanyak seratus kali.7
Demikian pula para Nabi dan Rasul-Rasul Allah, mereka senantiasa menganjurkan kaum-kaum mereka untuk bertaubat. Allah Ta’ala berfirman melalui lisan Nabi Shalih Alaihissallam:
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Shalih berkata, ‘Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tidak ada bagimu ilah selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (do’a hamba-Nya).” [Huud/11: 61]
Semoga Allah merahmati al-Qurthubi rahimahullah yang dalam kitab Tafsiirnya (V/92) telah menganggap baik perkataan Muhammad al-Waraq yang mengatakan:
قَـدِّمْ لِنَفْسِكَ تَوْبَـةً مَرْجُـوَّةً
قَبـْلَ الْمَمَاتِ وَقَبْـلَ حَبْسِ اْلأَلْسِنِ
بَـادِرْ بِهَا غَلْـقَ النُّفُوْسِ فَإِنَّهَا
ذُخْـرٌ وَغَنَـمٌ لِلْمُنِيْبِ اْلمُحْـسِنِ
Berikanlah taubat yang diharapkan untuk jiwamu,
sebelum kematian dan sebelum lisan-lisan dibelenggu.
Bersegeralah menutup jiwa dengan taubat karena sesungguhnya,
taubat adalah simpanan dan harta berharga bagi orang yang ingin kembali lagi berbuat kebaikan.
[Disalin dari buku Luasnya Ampunan Allah” Terjemahan dari kitab at-Taubah an-Nashuuh fii Dhau-il Qur-aan al-Kariim wal Ahaa-diits ash-Shahiihah, Ditulis oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali hafizhahullaah, Penerjemah Ruslan Nurhadi, Lc. Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
______
Footnote
1 HR. At-Tirmidzi (no. 3434) dan Ahmad (II/21) dari hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma dan dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 556).
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/9387-anjuran-untuk-melakukan-taubat-nashuha.html